Jumat, 13 Desember 2019

SMPN 4 Nganjuk Boyong 2 Piala Lomba Penulisan Sejarah dan Tradisi Lokal Tahun 2019

SMP Negeri 4 Nganjuk berhasil memboyong 2 piala Lomba Penulisan Sejarah dan Tradisi Lokal yang digelar oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga, dan Budaya (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk. Setelah mempresentasikan dan mempertahankan karya tulisnya di hadapan dewan juri yang terdiri atas 3 orang pakar sejarah dan budaya di Kabupaten Nganjuk itu, dua orang siswa SMPN 4 Nganjuk, yaitu Eisya Yucha Nur Alfida lolos sebagai juara I dan Melinda Putri Anggraini sebagai juara II.
Sebelumnya, kedua siswi kelas IX itu adalah dua orang nominator dari 6 nominator yang harus mempertahankan karya tulis ilmuahnya dalam babak grand final pada hari Sabtu, 30 November 2019 di Aula Disparporabud. Yucha dengan karya tulisnya berjudul "Sepasaran Bayi: Tradisi Lokal Begadung" menjadi nominator ke-2 memperoleh total nilai 4102, sedangkan Melinda dengan karya tulis berjudul "Ritual Bubak Kawah dalam Tradisi Pernikahan di Kelurahan Begadung" menjadi nominator ke-3 memperoleh nilai total 4059.


Senin, 26 Agustus 2019

SMPN 4 NGANJUK JUARAI CIPTA CERPEN 2019

SMPN 4 Nganjuk kembali mencatat prestasi dalam ajang Lomba Cipta Cerpen. Dannies Florian Aprillia melalui goresan penanya berhasil mengharumkan nama SMPN 4 Nganjuk sebagai juara II Lomba Cipta Cerpen dalam Festival Literasi Sekolah  (FLS) yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Ngnajuk pada hari Senin, 6 April 2019.
Dannies tak mampu membendung air matanya ketika namanya diumumkan sebagai juara II dalam lomba yang sangat bergengsi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk itu. Perjuangan dan kerja kerasnya di bawah binaan Bapak H. M. Lutfi, S.Pd. yang dengan sabar dan intensif membimbingnya berlatih mencipta karya-karya cerpen, kini membuahkan hasil. Dannies telah menorehkan tinta perak dalam saatan sejarah SMPN 4 Nganjuk.




Selasa, 20 Agustus 2019

SMPN 4 NGANJUK SABET HADIAH LOMBA FOTOGRAFI SENILAI Rp2 JUTA

Rizqidhiyaa’ Salma Riessa, berhasil merebut hadiah berupa uang pembinaan senilai Rp2 juta. Hadiah tersebut disabetnya setelah namanya diumumkan dewan juri pada malam Grand Final Anjuk Ladang Kreative Festival sebagai Juara II Lomba Fotografi Nganjuk 2019 yang diselenggarakan Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemkab Nganjuk.
Riessa yang juga Wakil Ketua OSIS SMPN 4 Nganjuk masa bakti 2019/2020 itu mengaku sempat tak percaya kalau hasil jepretannya masuk sebagai finalis pada kategori foto pendidikan karakter, apalagi sampai menjadi juara II. Pasalnya, ia membidik objeknya hanya menggunakan kamera handphone yang berkapasitas 5 mega pixel.
Sementara itu, pembimbing Riessa dalam perlombaan ini, H. M. Lutfi, S.Pd. yang hadir mandampinginya pada malam Grand Final, Sabtu 3 Agustus 2019 di Sasana Krida Gedung Wanita Kabupaten Nganjuk, menyatakan bahwa potret Riessa mengandung nilai pendidikan karakter yang kuat, di samping memiliki nilai spontanitas yang tinggi. “Momentum siswa yang mencium tangan orang tua yang mengantarkannya ke sekolah yang berlangsung cepat itu berhasil Riessa potret dengan cepat dan tepat,” tambah pembina ekskul jurnalistik SMPN 4 Nganjuk itu.


Potret yang diberi judul “Doaku Bersamamu, Anakku” itu mendeskripsikan bahwa mencium tangan orang tua memang suatu perbuatan yang sederhana, tetapi,mengandung makna luar biasa. Mencium tangan orang tua sebelum berangkat menuntut ilmu merupakan wujud luhurnya budi pekerti. Sebagai bentuk rasa hormat kepada orang tua yang telah begitu tulus menyanyanginya, juga sebagai bentuk permohonan doa restu agar apa yang dilakukan senantiasa beriring restu orang tua, tidak ada kesuksesan tanpa doa restu kedua orang tua karena restu Ilahi bersama restu orang tua.


Duta SMPN 4 Nganjuk yang juga masuk nominasi dalam Grand Final lomba foto kreatif itu adalah Angelia Dony Putri yang karya fotonya berjudul “Demi Sekolah Anakku”. Sebuah potret perjuangan orang tua yang patut jadi renungan bagi anak untuk berbakti kepada orang tua. Demi sekolah anaknya bisa melanjutkan sekolah untuk menggapai masa depan yang gemilang, seorang bapak rela bersusah payah dan menjemput anaknya ke sekolah.